Setiap saat alam selalu mengajarkan kebaikan dan keseimbangan. Lihatlah hujan yang menghadiahkan pelangi... tapi mengapa kita sering mengeluh saat hujan itu datang?
Seolah-olah kehadiran hujan menghambat segalanya.... tidakkah kita sedar bahwa tanpa hujan.. pelangi takkan pernah muncul barang sejenak...
Begitu juga hidup selalu memberikan pendewasaan...akan tetapi tanpa mencerna dengan sempurna setiap ilmu berkenaan hidup tidak akan mudah difahami. kita tak akan pernah menjadi manusia dewasa jika tidak belajar sesuatu.
Tuhan tak akan menurunkan wang dari langit... tetapi Tuhan akan memberikan rezeki dari arah yang tak pernah kita sangka-sangka asal kita terus berusaha.
Pengalaman bergelanggang dimasa belajar silat dan mengajar banyak mendidik dan membuka kesedaran tentang pekara hidup dan mati serta keperluan dan pantang larang dikedua keadaan tersebut. Betapa nasehat nasehat ilmu dalam setiap gerak dan langkah adalah kitab kitab yang tinggi mutu ilmunya.. Samada pekara berhubungan masaalah akidah dan ibadah. Masalah ijab dan kabul sesuatu amal. Masaalah disiplin dan amanah. Masaalah bersiap siaga dalam menghadapi sesuatu keadaan.
Malah berbagai lagi pencerahan dari makna makna tersirat disebalik gerak dan diam persilatan. Namun tak semestinya murid murid kita dapat mewarisi paham seperti perolehi. Semuanya ini atas dasar habuan dari Allah jua. Mungkin kita selesa begini dan tidak pada mereka walaupun pekara yang sekecil nya seperti kiasan 'serang dan sambut'.. Penghuraiannya berkisar pada ijab dan kabul ilmu.
Pastinya masing masing dari setiap kita ada jalan futuh atau pembukaan faham disetiap bidang masing masing dalam pekara ilmu dan amal. Itulah kata orang dulu dulu bahawa alam itu juga menjadi guru.
Sebuah kisah:
Tatkala seorang guru sufi besar Syeikh Hasan mendekati akhir masa hidupnya seseorang bertanya kepadanya “Hasan siapakah gurumu?”
Dia lalu menjawab:
Aku memiliki ribuan guru. Menyebut nama mereka satu persatu akan memakan waktu berbulan-bulan, bertahun-tahun dan sudah tidak ada waktu lagi untuk menjelaskannya. Tetapi ada tiga orang guru yang akan aku ceritakan kepadamu.
Pertama adalah seorang pencuri. Suatu saat aku tersesat di gurun pasir dan ketika aku tiba di suatu desa.. karena larut malam maka semua tempat telah tutup. Tetapi akhirnya aku menemukan seorang pemuda yang sedang melubangi dinding pada sebuah rumah. Aku bertanya kepadanya dimana aku boleh menginap dan dia berkata “Adalah sulit untuk mencarinya pada larut malam seperti ini.. tetapi engkau boleh menginap bersamaku.. Itupun jika engkau sudi menginap bersama seorang pencuri.”
Sungguh menakjubkan pemuda ini. Aku menetap bersamanya selama satu bulan.. Dan setiap malam ia akan berkata kepadaku “Sekarang aku akan pergi bekerja. Engkau beristirahatlah dan berdoa.”
Ketika dia telah kembali aku bertanya “Apakah engkau mendapatkan sesuatu?”
Dia menjawab “Tidak malam ini. Tetapi esok aku akan mencubanya kembali.. jika Tuhan berkehendak.”
Dia tidak pernah patah semangat dan dia selalu bahagia. Tak lama kemudian akupun minta diri darinya untuk meneruskan perjalanan.
Ketika aku berkhalwat (mengasingkan diri) selama bertahun-tahun dan di akhir waktu tidak terjadi apapun.. begitu banyak masa dimana aku begitu putus asa.. begitu patah semangat.. hingga akhirnya aku berniat untuk menghentikan semua omong kosong ini. Dan tiba-tiba aku teringat akan si pencuri yang selalu berkata pada malam hari. “Jika Tuhan berkehendak.. esok akan terjadi.”
Guruku yang kedua adalah seekor anjing. Tatkala aku pergi ke sungai karena haus.. seekor anjing mendekatiku dan ia juga kehausan.
Pada saat ia melihat ke airnya dan ia melihat ada ajing lainnya disana “bayangannya sendiri” dan ia pun ketakutan. Anjing itu kemudian menggonggong dan berlari menjauh. Tetapi karena begitu haus ia kembali lagi.
Akhirnya.. terlepas dari rasa takutnya.. ia langsung melompat ke airnya dan hilanglah bayangannya. Dan pada saat itulah aku menyedari sebuah pesan datang dari Tuhan 'Ketakutanmu hanyalah bayangan.. ceburkan dirimu ke dalamnya dan bayangan rasa takutmu akan hilang'.
Seolah-olah kehadiran hujan menghambat segalanya.... tidakkah kita sedar bahwa tanpa hujan.. pelangi takkan pernah muncul barang sejenak...
Begitu juga hidup selalu memberikan pendewasaan...akan tetapi tanpa mencerna dengan sempurna setiap ilmu berkenaan hidup tidak akan mudah difahami. kita tak akan pernah menjadi manusia dewasa jika tidak belajar sesuatu.
Tuhan tak akan menurunkan wang dari langit... tetapi Tuhan akan memberikan rezeki dari arah yang tak pernah kita sangka-sangka asal kita terus berusaha.
Pengalaman bergelanggang dimasa belajar silat dan mengajar banyak mendidik dan membuka kesedaran tentang pekara hidup dan mati serta keperluan dan pantang larang dikedua keadaan tersebut. Betapa nasehat nasehat ilmu dalam setiap gerak dan langkah adalah kitab kitab yang tinggi mutu ilmunya.. Samada pekara berhubungan masaalah akidah dan ibadah. Masalah ijab dan kabul sesuatu amal. Masaalah disiplin dan amanah. Masaalah bersiap siaga dalam menghadapi sesuatu keadaan.
Malah berbagai lagi pencerahan dari makna makna tersirat disebalik gerak dan diam persilatan. Namun tak semestinya murid murid kita dapat mewarisi paham seperti perolehi. Semuanya ini atas dasar habuan dari Allah jua. Mungkin kita selesa begini dan tidak pada mereka walaupun pekara yang sekecil nya seperti kiasan 'serang dan sambut'.. Penghuraiannya berkisar pada ijab dan kabul ilmu.
Pastinya masing masing dari setiap kita ada jalan futuh atau pembukaan faham disetiap bidang masing masing dalam pekara ilmu dan amal. Itulah kata orang dulu dulu bahawa alam itu juga menjadi guru.
Sebuah kisah:
Tatkala seorang guru sufi besar Syeikh Hasan mendekati akhir masa hidupnya seseorang bertanya kepadanya “Hasan siapakah gurumu?”
Dia lalu menjawab:
Aku memiliki ribuan guru. Menyebut nama mereka satu persatu akan memakan waktu berbulan-bulan, bertahun-tahun dan sudah tidak ada waktu lagi untuk menjelaskannya. Tetapi ada tiga orang guru yang akan aku ceritakan kepadamu.
Pertama adalah seorang pencuri. Suatu saat aku tersesat di gurun pasir dan ketika aku tiba di suatu desa.. karena larut malam maka semua tempat telah tutup. Tetapi akhirnya aku menemukan seorang pemuda yang sedang melubangi dinding pada sebuah rumah. Aku bertanya kepadanya dimana aku boleh menginap dan dia berkata “Adalah sulit untuk mencarinya pada larut malam seperti ini.. tetapi engkau boleh menginap bersamaku.. Itupun jika engkau sudi menginap bersama seorang pencuri.”
Sungguh menakjubkan pemuda ini. Aku menetap bersamanya selama satu bulan.. Dan setiap malam ia akan berkata kepadaku “Sekarang aku akan pergi bekerja. Engkau beristirahatlah dan berdoa.”
Ketika dia telah kembali aku bertanya “Apakah engkau mendapatkan sesuatu?”
Dia menjawab “Tidak malam ini. Tetapi esok aku akan mencubanya kembali.. jika Tuhan berkehendak.”
Dia tidak pernah patah semangat dan dia selalu bahagia. Tak lama kemudian akupun minta diri darinya untuk meneruskan perjalanan.
Ketika aku berkhalwat (mengasingkan diri) selama bertahun-tahun dan di akhir waktu tidak terjadi apapun.. begitu banyak masa dimana aku begitu putus asa.. begitu patah semangat.. hingga akhirnya aku berniat untuk menghentikan semua omong kosong ini. Dan tiba-tiba aku teringat akan si pencuri yang selalu berkata pada malam hari. “Jika Tuhan berkehendak.. esok akan terjadi.”
Guruku yang kedua adalah seekor anjing. Tatkala aku pergi ke sungai karena haus.. seekor anjing mendekatiku dan ia juga kehausan.
Pada saat ia melihat ke airnya dan ia melihat ada ajing lainnya disana “bayangannya sendiri” dan ia pun ketakutan. Anjing itu kemudian menggonggong dan berlari menjauh. Tetapi karena begitu haus ia kembali lagi.
Akhirnya.. terlepas dari rasa takutnya.. ia langsung melompat ke airnya dan hilanglah bayangannya. Dan pada saat itulah aku menyedari sebuah pesan datang dari Tuhan 'Ketakutanmu hanyalah bayangan.. ceburkan dirimu ke dalamnya dan bayangan rasa takutmu akan hilang'.
Comments
Post a Comment